Untuk Saijah
Dua belas tanda di
lesung telah aku goreskan
Bersama kain sarung
juga selendang telah aku batik
Harapan kala itu
masih yakin tertanam pada pohon ketapang kita, Saijah
Dua puluh tanda di
lesung telah aku goreskan
Bersama kain
sarungmu juga selendangku
Aku masih mengharap
akan harapan kita nanti
Dan
dua kerbau kesayangan bapak hanya tahu bahwa aku masih merawat kain sarungmu
Dua
puluh tiga tanda di lesung telah aku goreskan
Bersama
bapak dan adikku, aku pergi
Karena
Ibu telah tenang dan kita tak punya apa – apa lagi
Selain
harap – harap cemasku padamu
Maaf
Saijah,
Aku
tak bisa lagi duduk di pohon ketapang kita
Saijah,
Kain
sarungmu masih kurawat
Senantiasa
bersamaku di tanah seberang
30-08-2018
Untuk
Adinda
Adinda
Tunggu
aku dalam tiga kali dua belas bulan
Melati
yang kau berikan,
Kusimpan
baik – baik
Melatimu
pun memekarkan harapan
Dengan
harapanku pada pohon ketapang kita
Aku
merawat kuda, Adinda
Tahukah
kau kuda selalu berbicara padaku bahwa kau masih tekun menenun sarung juga
selendang kita
Adinda
manis,
Harapan
telah aku raih
Kini
tiga kerbau akan kita rawat
Sekarang
aku pulang
Adinda
terkasih,
Aku
telah sampai di pohon ketapang kita
Bersama
keris, uang, bajing, kupu – kupu juga sinar surya
Tetapi
kemana kau Adinda ?
Pancar
wajahmu tak kulihat jua
Aku
masih di sini kasih
Setia
pada pohon ketapang kita
Adindaku,
Kau
di mana ?
Melati
keringmu pun masih dalam genggamanku
30-08-2018